Tangisan Roh Suami Kaki Facebook|Suami Kaki Facebook Sila Baca Ini Sebelum
Menyesal|Saya terlanggar dengan seseorang yang tidak saya kenal. “Oh, maafkan
saya,” reaksi spontan saya. Dia juga berkata, “maafkan saya juga.” Orang itu dan
saya bertegur sangat sopan. Kami pun berpisah dan mengucapkan salam.
Namun cerita jadi lain apabila sampai di rumah. Pada hari itu juga, ketika
saya sedang menelefon salah satu rakan sekerja terbaik saya, dengan bahasa
sangat lembut dan santun untuk meraih/melobi simpati rakan saya itu, tiba2 anak
lelaki saya berdiri diam2 di belakang saya. Ketika saya hendak berpusing,
Hampir saja membuatnya jatuh. “Pergi!!! Main sana, ganggu saja!!!” teriak
saya dengan marah. Ia pun pergi dengan hati hancur dan merajuk.
Ketika saya berbaring di tempat tidur malam itu, dengan halus Malaikat
berbisik. “Tuhan menyuruh Aku mencabut nyawamu dan mengambil hidupmu sekarang.
Namun sebelumnya, Tuhan izinkan kau melihat lorong waktu sesudah kematianmu.
Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, etika kesopanan kamu
gunakan. Akan tetapi dengan anak sendiri, engkau perlakukan kasar, akan ku
perlihatkan engkau setelah kematianmu hari ini, bagaimana keadaan majikanmu,
kawan rapatmu, sahabat dunia mayamu serta keadaan keluargamu”.
Lalu aku pun melihat, hari itu saat jenazahku masih diletakkan di ruang
keluarga, hanya satu orang sahabat dunia mayaku yg datang, selebihnya hanya
mendoakan di dalam group, bahkan ada juga yang tdk memberi komen apa apa pun
atas kepergianku dan ada juga yang hanya menulis, ‘Al-Fatihah’ ada yg ‘RIP’.
Kawan sekerja ku dtg, Sekejap melihat jenazahku, lalu mereka asyik mengambil
gambar dan bercerita. Bahkan ada yg asyik membicarakan aibku sambil tersenyum2.
Bos yg aku hormati, hanya datang sebentar melihat jenazahku dalam beberapa minit
lalu pulang dan kawan2 rapatku, tidak ada satupun dari mereka yang aku
lihat.
Kemudian ku lihat anak-anakku menangis di pangkuan isteriku, yang kecil
berusaha menggapai jenazahku meminta aku bangun, namun isteriku menghalangnya.
Isteriku pengsan berkali-kali, aku tidak pernah melihat dia sebingung demikian.
Lalu aku teringat betapa sering aku acuh tak acuh dengan panggilannya yg
mengajakku berbual, aku selalu sibuk dengan hp ku, dengan kawan2 dan teman2
dunia mayaku. Lalu aku lihat anak2ku sering ku herdik & ku bentak mereka
saat aku sedang asyik dengan hpku, di saat mereka minta perhatian dariku. Oh
Tuhan….Maafkan aku.
Lalu aku melihat 7 hari selepas kematianku. Teman2 sudah melupakanku, sampai
detik ini aku tidak lagi mendengar doa mereka untukku. Pihak office menggantiku
dgn staf lain, teman2 dunia mayaku masih sibuk dengan perbualan di group, tanpa
ada yang berbicara tentangku ataupun bersedih terhadap ketiadaanku di group
mereka.
Namun, aku melihat isteriku masih pucat dan menangis, air matanya selalu
menitis saat anak2ku bertanya di mana papa mereka? Aku melihat dia begitu
longlai dan pucat, ke mana semangatmu isteriku? Oh Tuhan maafkan aku….
Hari ke 40 sejak aku tiada, teman2 FB ku lenyap secara drastik, semua sudah
memutuskan hubungan denganku, seolah tidak ingin lagi melihat kenanganku semasa
hidup. Bosku dan teman2 sekerja, tdk ada satu pun yang mengunjungi kuburku atau
pun sekadar mengirimkan doa.
Lalu kulihat keluargaku, isteriku sudah boleh tersenyum, tapi tatapannya
masih kosong, anak2 kecilku masih asyik bertanya bila papa pulang. Anakku yang
paling kecil adalah yang paling kusayang, masih selalu menungguku dijendela,
menantikan kepulanganku.
15 tahun berlalu.kulihat isteriku menyiapkan makanan untuk anak2ku, sudah
mulai kelihatan kedutan tua dan lelah di wajahnya. Dia tidak pernah lupa
mengingatkan anak2 bahwa hari ini hari Jumaat, jangan lupa solat.
Lalu aku membaca tulisan di atas secebis kertas milik anak perempuanku malam
semlm, dia menulis…. “Seandainya aku masih punya papa, pasti tidak akan ada
laki2 yang berani tidak sopan denganku dan aku tidak melihat mama sakit mencari
nafkah seorang diri buat kami. Oh Tuhan…. Kenapa Kau ambil papaku, aku perlu
papaku Ya Allah..” kertas itu basah karena titisan airmatanya..Ya Allah
maafkanlah aku….
Sampai bertahun2 anak2 dan isteriku pun masih terus mendoakanku agar aku
sentiasa berbahagia di akhirat sana.Kemudian, aku terbangun….. Oh Tuhan syukur…
Ternyata aku cuma bermimpi….
Perlahan lahan aku pergi ke kamar anakku dan berlutut dekat tempat tidurnya.
Aku masih lihat airmata di sudut matanya, kasihan, terlalu keras aku mengherdik
mereka… “Anakku, papa sangat menyesal karena telah berlaku kasar padamu.
“Anakku, aku mencintaimu… aku benar-benar mencintaimu, maafkan aku anakku”. Ku
peluk anakku, ku cium pipi dan keningnya.
Lalu kulihat isteriku yang sedang tertidur, isteriku yang sapaannya sering ku
tak hirau ajakannya untuk berbicara. Sering kali aku sengaja berpura2 tidak
mendengarnya, bahkan pesan2 darinya sering aku anggap tak bermakna, maafkan aku
isteriku, maafkan aku.Air mataku tak dapat ku bendung lagi.
Apakah kita menyedari bahwa jika kita mati esok pagi, jabatan di mana kita
bekerja akan mudah mencari pengganti kita. Teman2 akan melupakan kita sebagai
cerita yang sudah berakhir, malah ada rakan2 kita yg masih menceritakan
kelemahan yang tidak sengaja kita lakukan. Teman2 dunia maya pun tak pernah
membicara lagi, seolah2 aku tidak pernah wujud dalam group mereka.
Lalu aku rebahkan diri di samping isteriku, hpku masih terus bergetar,
berpuluh2 notifikasi masuk menyapaku, menggelitik untuk aku buka, tapi tidak..
tidak.. Aku matikan hpku dan aku pejamkan mata. Maaf….Bukan kalian yang akan
membawaku ke syurga, bukan kalian yang akan menolongku dari api neraka, tapi
keluargaku….Keluarga yang jika kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama
sisa hidup mereka.
Dikutip dari: facebook amirul.maizon
loading...